BRAVO13.ID, Samarinda - Ratusan relawan dari berbagai sudut Kalimantan Timur berbondong-bondong menuju Samarinda. Di bawah langit yang mendung, Hotel Bumi Senyiur menjadi pusat perhatian pada Rabu, 4 September 2024. Hari itu, hotel mewah di jantung kota tak hanya menjadi tempat pertemuan biasa, melainkan panggung bagi ratusan orang yang memiliki satu tekad: memenangkan pasangan Isran Noor dan Hadi Mulyadi dalam Pemilihan Gubernur Kaltim 2024.
Suasana di lobi hotel terasa berbeda. Para relawan, sebagian mengenakan kaos bertuliskan nama pasangan calon, datang dengan semangat yang tak terbendung. Samarinda yang biasanya sibuk dengan hiruk-pikuk keseharian, hari itu berdenyut dengan dinamika politik. Genderang perang pemilihan telah ditabuh, dan setiap langkah yang mereka ambil di ruangan itu terasa sebagai bagian dari strategi besar menuju kemenangan.
Di dalam ruang pertemuan, sorot lampu menyoroti satu sosok yang menjadi perhatian utama: Hadi Mulyadi, bakal calon Wakil Gubernur Kaltim, sekaligus petahana yang kembali bertarung. Dengan langkah mantap, ia berjalan menuju podium. Senyumnya mengembang, namun di balik itu tersirat kepercayaan diri yang teguh, seolah-olah kemenangan sudah berada di genggamannya.
Hadi membuka pertemuan dengan suara yang tegas dan penuh energi. "Kita harus bergerak sebagai satu kesatuan," serunya di hadapan para relawan. Ia menekankan pentingnya koordinasi yang solid. Bagi Hadi, kekuatan tim tidak hanya terletak pada jumlah relawan, tetapi juga pada sinergi dan kesatuan gerak mereka. Kalimat demi kalimat yang ia ucapkan mengalir, membuat setiap orang di ruangan itu merasakan semangat yang sama—sebuah rasa kebersamaan untuk tujuan yang lebih besar dari diri mereka sendiri.
Namun, di balik ketegasan suaranya, ada dimensi spiritual yang ia bawa ke dalam ruang itu. Bagi Hadi, perjuangan politik tidak hanya soal taktik dan strategi, tetapi juga soal keyakinan yang lebih dalam. "Kami percaya pada kekuatan usaha keras, tapi juga pada kekuatan doa," ucapnya dengan nada yang lebih tenang. Kata-kata ini membawa suasana di ruangan tersebut ke dimensi lain, mengingatkan bahwa usaha manusia sering kali memerlukan campur tangan dari Yang Maha Kuasa.
Dalam pertemuan ini, Hadi tidak hanya memberi motivasi, tetapi juga membagikan data yang memperlihatkan betapa kuatnya tim mereka. Sebanyak 220 kelompok relawan telah terbentuk, dengan kekuatan lebih dari 10 ribu orang. Angka-angka itu bukan sekadar statistik yang kering; mereka mewakili kekuatan manusia, ribuan individu yang bersatu untuk satu tujuan. Angka ini menjadi ancaman nyata bagi lawan politik yang pasti mulai merasa terusik dengan kekuatan relawan yang solid ini.
Tak hanya itu, Hadi juga mengungkapkan ambisi mereka untuk Pilgub kali ini. Pasangan Isran-Hadi menargetkan kemenangan di delapan kabupaten/kota, lebih banyak dibandingkan Pilgub 2018 ketika mereka berhasil memenangkan lima wilayah. Hadi menyebutkan Kabupaten Berau, Penajam Paser Utara (PPU), Paser, Samarinda, dan Kutai Kartanegara sebagai medan tempur yang hampir pasti mereka kuasai lagi. Namun, meskipun rasa percaya diri mereka tinggi, Hadi tetap mengingatkan pentingnya menjaga kewaspadaan. “Meskipun lima daerah tersebut sudah hampir pasti dalam genggaman, kita tetap harus berhati-hati,” katanya. Politik, bagi Hadi, adalah medan yang tak boleh dianggap enteng, di mana setiap langkah harus diperhitungkan dengan matang.
Pertemuan ini lebih dari sekadar ajang konsolidasi politik. Ini adalah ritual penyatuan visi, di mana setiap relawan diminta untuk menyadari bahwa perjuangan mereka bukan hanya untuk kemenangan sesaat, tetapi untuk masa depan Kalimantan Timur. Hadi menutup pidatonya dengan pesan yang dalam, sebuah seruan yang merangkum seluruh perjuangan mereka. "Kita tidak hanya sedang berjuang untuk memenangkan Pilkada, tapi untuk masa depan Kalimantan Timur," katanya, membuat setiap relawan yang hadir menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam pertarungan ini.
Di luar ruangan, suara lalu lintas Samarinda terdengar samar, seakan-akan kota ini menjadi saksi bisu dari pertemuan yang sarat dengan energi politik. Namun di dalam, para relawan keluar dari pertemuan dengan semangat baru. Mereka kini bukan hanya sekadar relawan politik, tetapi bagian dari gerakan besar yang berupaya mengubah arah masa depan provinsi mereka. Hari itu, mereka tidak hanya merancang strategi, tetapi juga meneguhkan keyakinan bahwa perubahan yang mereka impikan untuk Kalimantan Timur ada dalam genggaman mereka.
Pertemuan ini mungkin hanya satu dari banyak pertemuan yang akan terjadi jelang Pilgub 2024. Namun, di mata mereka yang hadir, ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar—sebuah pertempuran yang bukan hanya tentang siapa yang akan menang, tetapi juga tentang visi besar untuk Kaltim di masa depan. Bagi Isran Noor, Hadi Mulyadi, dan para relawan mereka, Pilgub ini adalah kesempatan untuk menulis ulang masa depan provinsi mereka, dengan tinta yang ditorehkan dari keyakinan, usaha keras, dan tentu saja, doa. (*)