BRAVO13.ID, Samarinda - Warni Widodo, seorang pelatih kickboxing yang sudah lama malang melintang di dunia olahraga, tiba-tiba harus menghadapi kenyataan pahit. Di tengah persiapan intensif menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang akan digelar di Aceh dan Sumatera Utara, sebuah kabar mengejutkan mengguncang Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Kaltim. Warni, yang selama ini dipercaya membimbing para atlet Kaltim, mendadak dikeluarkan dari tim oleh Komandan Pelatda, Ego Arifin. Keputusan ini bukan tanpa alasan—Ego menyampaikan bahwa Warni terbukti terlibat dengan kontingen dari daerah lain.
Minggu itu, suasana rapat Pelatda dan KONI Kaltim terasa berbeda. Ego Arifin, dengan nada tegas namun berat, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima surat yang mengonfirmasi keterlibatan Warni dengan kontingen lain di PON XXI. "Bukan katanya atau laporan," tegas Ego, menepis keraguan yang mungkin timbul. Surat resmi tersebut menjadi bukti tak terbantahkan yang memaksa mereka mengambil tindakan tegas.
Perasaan kecewa tampak jelas di wajah Ego. Di saat tim Pelatda Kaltim sedang giat-giatnya mempersiapkan diri, baik pelatih, atlet, hingga seluruh tim, Warni malah terlibat dalam tindakan yang dianggap mengkhianati kepercayaan. "Kami koordinasi dengan bidang hukum dan binpres, dan akhirnya diputuskan bahwa Warni dikeluarkan dari Pelatda dan kontingen Kaltim," lanjut Ego.
Keputusan tersebut tentu saja membuat Ricky, satu-satunya pelatih kickboxing yang tersisa, harus mengemban tugas yang lebih berat. Namun, langkah ini dianggap perlu demi menjaga integritas tim. Warni pun dipanggil untuk dimintai penjelasan, namun seperti yang sudah diduga, ia menyangkal semua tuduhan. Meski begitu, keputusan sudah bulat—Warni tidak lagi menjadi bagian dari Pelatda Kaltim.
Ego tidak menutup kemungkinan adanya sanksi tambahan dari KONI, namun untuk saat ini, fokus utama mereka adalah memastikan keberangkatan kontingen Kaltim dan mencapai target lima besar di PON XXI. "Pelatih itu tidak sekali saja membuat kesalahan, ini sudah kesekian kalinya," tambah Ego, mengungkapkan bahwa kepercayaan kepada Warni memang sudah lama terkikis. Dari menggunakan joki untuk tes kesehatan atlet hingga membawa atlet dari daerah lain untuk berlatih di Kaltim—semua tindakan ini sudah membuat Warni berada di ujung tanduk.
Kini, setelah keputusan ini diambil, Warni diwajibkan mengembalikan semua fasilitas yang telah ia terima selama enam bulan terakhir, termasuk gaji sebagai pelatih. Bagi Warni, ini mungkin akhir dari perjalanan panjangnya di dunia olahraga Kaltim, namun bagi tim Pelatda, ini adalah langkah penting untuk menjaga martabat dan prestasi yang telah mereka bangun selama ini. (*)