BRAVO13.ID, Samarinda - Di sebuah ruang yang dipenuhi dengan nuansa sejarah di Museum MH Thamrin, Selasa siang, mantan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, yang akrab disapa Foke, duduk dengan tenang. Matanya menatap jauh, seolah mengenang masa-masa ketika ia memimpin ibu kota. Di tengah hiruk-pikuk persiapan Pilgub 2024, Foke menyadari bahwa perannya sebagai tokoh senior masih dinantikan. Namun, ketika ditanya tentang dukungannya kepada pasangan calon Pramono Anung dan Rano Karno, ia tampak enggan terburu-buru.
“Saya belum lihat programnya kayak apa ya. Jadi kita lihat dulu, kita tunggu lah,” ujar Foke dengan nada penuh pertimbangan. Pernyataannya itu mengisyaratkan bahwa dukungannya bukanlah hal yang mudah diberikan, apalagi tanpa memahami dengan jelas visi dan misi pasangan calon yang tengah mengunjunginya saat itu.
Pertemuan tersebut tampak lebih dari sekadar kunjungan biasa. Pramono Anung dan Rano Karno, yang kini maju sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur, menyempatkan diri menemui Foke, mungkin berharap mendapatkan dukungan moral atau bahkan lebih dari itu. Foke pun menerima mereka dengan tangan terbuka, berbagi cerita dan pengalaman sebagai mantan pemimpin Jakarta.
“Pokoknya yang jelas saya berterima kasih, bersyukur bisa bersilaturahmi dengan orang-orang yang akan memimpin kota ini ke depan,” ungkap Foke sambil tersenyum. “Saya punya kewajiban untuk memberikan informasi sebanyak mungkin kepada beliau-beliau supaya bekalnya cukup banyak. Yang jelas harus lebih baik daripada sebelumnya,” lanjutnya, seolah memberikan pesan tersirat bahwa tugas memimpin Jakarta bukanlah perkara mudah.
Namun, meski atmosfer pertemuan itu hangat, Foke menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada pembicaraan khusus terkait tawaran untuk bergabung dalam tim sukses Pramono-Rano. “Enggak ada tuh, kita belum ngomong apa-apa kok,” katanya, memperjelas posisinya yang masih netral.
Di balik tutur katanya yang tenang, terlihat betapa Foke memegang prinsip kehati-hatian. Ia seakan ingin memastikan bahwa siapa pun yang akan memimpin Jakarta nanti, harus benar-benar siap dan memiliki rencana yang matang. Baginya, kepemimpinan adalah soal membawa perubahan yang nyata dan signifikan, lebih baik dari masa-masa sebelumnya. Dan dalam proses itu, dukungan Foke akan datang pada saat yang tepat, ketika ia merasa yakin dengan arah yang akan dibawa oleh calon pemimpin baru Jakarta. (*)