Bravo 13
Harga Emas Antam Naik Rp3.000 per Gram, Pasar Global Justru MelemahDi balik kenaikan harga emas Antam hari ini, tersimpan kisah pasar global yang justru melemah, dipicu penguatan dolar AS dan spekulasi kebijakan The Fed.
Oleh Handoko2024-09-03 23:26:00
Harga Emas Antam Naik Rp3.000 per Gram, Pasar Global Justru Melemah
Di balik kenaikan harga emas Antam hari ini, tersimpan kisah pasar global yang justru melemah. (Ilustrasi)

BRAVO13.ID, Samarinda - Pagi itu, di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, suasana terasa lebih sibuk dari biasanya. Para pelanggan tampak lebih antusias, berbicara pelan namun serius di antara mereka, memantau layar yang menampilkan harga emas terkini. Hari ini, Selasa, 3 September 2024, menjadi hari yang istimewa bagi mereka yang mengikuti pergerakan harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk. Setelah beberapa hari stagnan, harga emas kembali bergerak naik, mencatat kenaikan sebesar Rp3.000 per gram, dari Rp1.401.000 per gram menjadi Rp1.404.000 per gram.

Kenaikan ini membawa angin segar bagi para investor dan kolektor emas yang sudah lama menunggu momen seperti ini. Tak hanya harga jual, harga buyback—harga yang digunakan ketika seseorang menjual kembali emasnya—juga mengalami kenaikan sebesar Rp3.000 per gram. Kini, harga buyback tercatat di angka Rp1.251.000 per gram, memberikan sedikit kelonggaran bagi mereka yang ingin merealisasikan keuntungan dari investasi emasnya.

Di balik kenaikan ini, tersimpan cerita tentang bagaimana harga emas global justru mengalami tekanan. Pada perdagangan Senin, 2 September 2024, harga emas di pasar spot mengalami penurunan 0,15%, ditutup pada level US$2.499,29 per troy ons. Penurunan ini menandai pergeseran dari level psikologis US$2.500 yang sempat bertahan selama sepekan. Penurunan tersebut terjadi seiring dengan penguatan dolar AS yang kembali mendominasi pasar, menekan harga komoditas global, termasuk emas.

Tidak hanya itu, perhatian para pelaku pasar kini tertuju pada serangkaian data ekonomi yang akan dirilis minggu ini. Data-data seperti survei ISM, lowongan pekerjaan JOLTS, ketenagakerjaan ADP, hingga laporan penggajian nonpertanian menjadi indikator penting yang akan diawasi ketat. Semua ini untuk mencari petunjuk sejauh mana The Federal Reserve (The Fed) akan mengambil langkah dalam pertemuannya pada 17-18 September mendatang. Pasar secara umum memperkirakan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga, yang akan menjadi langkah pertama dalam siklus kebijakan baru ini.

Dalam ketidakpastian ini, emas kembali menjadi topik hangat, tidak hanya sebagai aset investasi tetapi juga sebagai cerminan dari dinamika ekonomi global yang terus berubah. Para investor, dengan cermat mengamati setiap pergerakan harga, bersiap menghadapi apa pun yang mungkin terjadi, dengan emas tetap menjadi pilihan yang aman di tengah ketidakpastian.(*)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait