BRAVO13.ID, Samarinda - Dalam sebuah panggung yang megah di Indonesia Arena Gelora Bung Karno, Jakarta, suasana Apel Kader Partai Gerindra pada Sabtu (31/8/2024) dipenuhi oleh semangat dan sorak-sorai ribuan pendukung. Di tengah kerumunan tersebut, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, berdiri dengan tegap, memandang para kader dengan tatapan serius yang diwarnai oleh tekad kuat.
Selama acara, Prabowo berbicara tentang masa lalu yang penuh gejolak dari Pilpres 2024. Dalam periode tersebut, angka 11 sempat menjadi simbol persaingan sengit antara dirinya dan rivalnya. Angka itu, yang dulu mencerminkan ketegangan dan perpecahan, kini menjadi simbol yang ingin dihapuskan oleh Prabowo. Dengan nada yang tegas dan penuh penekanan, dia meminta agar masa lalu itu tidak lagi dibahas atau dipertentangkan.
"Jadi, kalau akhir-akhir ini ada yang, apa ya, omon-omon," Prabowo memulai, menggunakan istilah khasnya untuk menyebut ‘omong-omong’. "Nggak enak lagi... udah... udah..., sekarang tidak boleh nyindir-nyindir lagi. Jangan ada yang nyebut angka 11 ya. Jangan. Jangan! Nggak boleh, nggak boleh," tegasnya. Kalimatnya disambut dengan riuh tepuk tangan dan sorak sorai dari ribuan kader yang hadir, seolah menegaskan komitmen mereka untuk melupakan rivalitas masa lalu dan melangkah ke depan.
Selanjutnya, Prabowo mengalihkan perhatiannya kepada pandangannya tentang demokrasi di Indonesia. Ia menyampaikan keinginannya untuk membangun politik yang berbeda dari yang ada di negara lain. Dalam pandangannya, keberadaan oposisi yang terlalu tajam seringkali menciptakan jarak dan ketegangan antara politikus. "Tradisi kita lain," ujarnya dengan nada yang penuh keyakinan. "Menurut saya, demokrasi kita harus berani bersaing boleh, tapi pada saat kepentingan nasional, kita tidak boleh ikut pola-pola orang lain."
Prabowo melanjutkan, menegaskan bahwa oposisi yang keras seperti di negara lain sering kali mengarah pada permusuhan yang tidak sehat. "Mereka itu kalau oposisi, oposisinya sampai nggak tahulah, oposisinya itu sampai mengarah ke bermusuhan. Kita tidak boleh, kita tidak mau, dan kita insyaallah tidak akan," ungkapnya, menegaskan komitmennya untuk menciptakan suasana politik yang harmonis dan saling menghormati di tengah keragaman pandangan.
Acara tersebut menandai babak baru dalam perjalanan politik Prabowo, yang kini tampak lebih fokus pada penyatuan dan harmoni daripada persaingan yang tajam. Dengan semangat yang menggebu-gebu, Prabowo mengajak seluruh kader untuk melangkah bersama menuju masa depan yang lebih bersatu dan harmonis. (*)