Bravo 13
Sri Puji Astuti: Taman Bacaan Masyarakat Jadi Solusi Tantangan Literasi di SamarindaKetua DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, mengungkapkan perlunya perbaikan besar di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan untuk mengatasi tantangan literasi.
Oleh Handoko3 weeks ago
Sri Puji Astuti: Taman Bacaan Masyarakat Jadi Solusi Tantangan Literasi di Samarinda
Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Sri Puji Astuti. (Istimewa)

BRAVO13.ID, Samarinda - Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, baru-baru ini mengungkapkan bahwa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) masih menghadapi sejumlah tantangan besar yang memerlukan perhatian serius. Dalam sebuah pertemuan pada Senin, 26 Agustus 2024, Puji Astuti menjelaskan beberapa kendala yang menghambat pelaksanaan program literasi di kota ini.

"Masalah utama yang kita hadapi adalah kekurangan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang tidak memadai, serta minimnya sosialisasi tentang program-program literasi," ujarnya dengan penuh kekhawatiran. Menurutnya, kekurangan dalam tiga aspek ini telah menjadi penghalang besar dalam meningkatkan tingkat literasi di Samarinda.

Pemerintah Kota Samarinda sendiri telah berkomitmen untuk memperbaiki situasi ini dengan meningkatkan akses dan kualitas literasi masyarakat. Namun, untuk mewujudkan komitmen tersebut, dibutuhkan anggaran yang lebih besar dan alokasi yang lebih efisien. Salah satu langkah yang telah direncanakan adalah pendirian Taman Bacaan Masyarakat (TBM), yang dirancang untuk mendekatkan layanan perpustakaan dengan masyarakat.

Puji Astuti mengusulkan agar TBM dapat dibangun berdekatan dengan playground yang sudah ada di beberapa kelurahan. Hal ini dianggap sebagai langkah strategis untuk membuat layanan perpustakaan lebih mudah diakses oleh masyarakat, terutama bagi keluarga dengan anak-anak. "Integrasi layanan perpustakaan dengan tempat bermain anak akan memberikan kemudahan akses dan memperkenalkan budaya membaca sejak dini," jelasnya.

Lebih lanjut, Puji menekankan bahwa program literasi harus bersifat inklusif, menjangkau semua lapisan masyarakat, baik di kawasan perkotaan maupun di daerah yang lebih terpencil seperti Makroman. “Layanan perpustakaan harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat, baik melalui media manual maupun digital,” tegasnya.

Namun, Puji juga mengakui bahwa keterbatasan anggaran dan kemampuan keuangan daerah masih menjadi tantangan besar. “Kondisi keuangan daerah kita belum sepenuhnya mencukupi, tetapi kami optimis dengan upaya yang terus menerus, kami akan dapat merealisasikan program-program ini secara bertahap,” tutupnya dengan penuh harapan. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait