Bravo 13
Gaya Hidup Mewah Erina Gudono Dikecam, Publik Marah di Tengah Aksi Protes NasionaDi tengah gejolak politik Indonesia, Erina Gudono, menantu Presiden Jokowi, pamer belanja mewah di AS, memicu kritik tajam dari warganet.
Oleh Puji Tri3 weeks ago
Gaya Hidup Mewah Erina Gudono Dikecam, Publik Marah di Tengah Aksi Protes Nasiona
Gaya Hidup Mewah Erina Gudono Dikecam. (Instagram/Erinagudono)

BRAVO13.ID, Samarinda - Di tengah ketegangan politik yang menyelimuti Indonesia, sosok Erina Gudono, istri Kaesang Pangarep sekaligus menantu Presiden Joko Widodo, tiba-tiba menjadi pusat perhatian publik. Namun, bukan karena keterlibatannya dalam diskusi politik atau dukungan terhadap rakyat yang tengah berjuang, melainkan karena aksinya yang dinilai tidak sensitif, saat ia memamerkan kemewahan di tengah kondisi bangsa yang sedang bergolak.

Pada Kamis (22/8/2024), media sosial X (sebelumnya Twitter) dipenuhi oleh perbincangan mengenai Erina Gudono. Nama Erina menjadi trending topic, memicu gelombang kritik yang meluas di dunia maya. Di saat ribuan rakyat Indonesia turun ke jalan dalam gerakan "mengawal putusan MK," Erina, yang sedang berada di Amerika Serikat, justru membagikan potret kehidupan mewahnya melalui Instagram Story.

Erina, yang saat ini tengah mengandung anak pertamanya, memperlihatkan momen ketika suaminya, Kaesang Pangarep, tengah menikmati sebuah roti di Los Angeles, California. "Mas Kaesang: Mahal banget roti 400ribu," tulisnya dengan nada ringan. Unggahan tersebut memperlihatkan sisi kehidupan mereka yang jauh dari kesulitan ekonomi yang tengah dirasakan oleh banyak rakyat di Tanah Air.

Tak hanya itu, Erina juga membagikan momen saat berbelanja kebutuhan bayi di sebuah toko mewah. Ia menunjukkan sebuah stroller bermerek Mima, yang dikenal dengan harganya yang fantastis, sekitar Rp30 juta. "Baby stuff shopping," tulis Erina singkat, seolah mengisyaratkan kegembiraannya dalam mempersiapkan kelahiran anak pertamanya.

Namun, di saat yang sama, ribuan masyarakat dari berbagai kota di Indonesia tengah berkumpul di jalanan, menyuarakan kekecewaan mereka terhadap keputusan DPR yang sempat menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai syarat usia calon kepala daerah. Aksi protes ini menggema di berbagai sudut negeri, menandakan ketidakpuasan rakyat terhadap langkah politik yang dianggap tidak demokratis. Mereka menganggap bahwa upaya tersebut dilakukan untuk membuka jalan bagi Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi, agar bisa maju dalam Pilkada Jawa Tengah meskipun usianya belum mencapai 30 tahun.

Situasi semakin memanas ketika Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, pada Kamis malam (22/8/2024), akhirnya mengumumkan bahwa revisi Undang-Undang Pilkada dibatalkan. Dasco menjelaskan bahwa putusan MK tetap berlaku, yang berarti Kaesang kehilangan kesempatan untuk mencalonkan diri sebagai wakil gubernur. Sementara itu, Anies Baswedan, salah satu tokoh politik ternama, justru memperoleh peluang baru untuk maju di Pilkada Jakarta 2024, setelah MK mengubah syarat ambang batas pencalonan kepala daerah.

Namun, di balik segala dinamika politik ini, unggahan Erina di media sosial terus memicu kontroversi. Banyak yang menilai bahwa tindakannya memperlihatkan kehidupan mewah di luar negeri menunjukkan kurangnya empati terhadap situasi sulit yang sedang dihadapi rakyat Indonesia. Kritik tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari komunitas internasional. Bahkan, muncul gerakan protes yang ditujukan kepada University of Pennsylvania, tempat Erina melanjutkan studi S2.

Melalui media sosial, warganet menginisiasi gerakan untuk mengirimkan surat protes ke pihak kampus, menuntut pencabutan beasiswa yang diterima Erina. Mereka merasa bahwa Erina, yang dianggap sebagai bagian dari keluarga elite politik, tidak layak mendapatkan beasiswa di tengah krisis yang melanda Indonesia. Ajakan untuk mengirim surel ke para dosen dan pejabat kampus pun dengan cepat menyebar di kalangan warganet. Beberapa dari mereka bahkan menyediakan contoh surat protes dalam bahasa Inggris, yang menyuarakan keprihatinan mereka terhadap keberadaan Erina di program studi bergengsi tersebut.

"Ini tentang keadilan sosial," tulis seorang warganet dalam suratnya. "Bagaimana mungkin seseorang yang menikmati kemewahan di tengah penderitaan rakyatnya sendiri mendapatkan kesempatan belajar di institusi yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kesetaraan?"

Suara protes ini bukanlah tanpa alasan. Di Indonesia, kondisi politik yang memanas dipicu oleh keputusan Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (Baleg DPR) yang sempat menganulir putusan MK terkait syarat usia calon kepala daerah. Keputusan tersebut dianggap sebagai langkah yang bertentangan dengan semangat reformasi dan demokrasi, menimbulkan keresahan yang meluas di masyarakat. Aksi demonstrasi besar-besaran pun terjadi pada 22 Agustus 2024, menuntut keadilan dan menolak langkah-langkah politik yang dinilai hanya menguntungkan segelintir orang.

Sementara itu, Erina Gudono bersama suaminya, Kaesang, dan kakaknya, Nadya Sofia Gudono, melanjutkan perjalanan mereka di Amerika Serikat, jauh dari hiruk-pikuk politik Indonesia. Namun, kritik dan kecaman terus mengalir, menyoroti jurang yang semakin lebar antara kehidupan para elite dan rakyat biasa. Keberadaan Erina di negeri seberang, di tengah situasi politik yang tengah memanas, menjadi simbol dari ketidakadilan sosial yang dirasakan oleh banyak pihak di Indonesia.

Cerita ini menggambarkan betapa dalamnya ketimpangan yang ada di masyarakat kita saat ini, dan bagaimana tindakan-tindakan kecil dari mereka yang berada di puncak kekuasaan dapat memicu reaksi yang begitu besar dari mereka yang berada di bawah. Di saat rakyat menuntut keadilan, kemewahan yang dipertontonkan oleh sebagian kecil elite hanya menambah luka di hati mereka yang berjuang. (*)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait