BRAVO13.ID, Tenggarong - Angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membawa aroma tanah dan dedaunan yang segar. Kami berada di puncak Bukit Biru, Tenggarong, Kutai Kartanegara, tempat di mana langit tampak begitu dekat, seolah bisa disentuh dengan ujung jari. Di ketinggian 600 meter dari permukaan laut, puncak ini menjadi saksi bisu atas keindahan yang terhampar luas di bawahnya.
Perjalanan ke Bukit Biru dimulai dengan semangat yang berkobar. Dari pusat kota Tenggarong, hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mencapai kaki bukit yang menjadi gerbang awal petualangan kami. Jalur yang kami tempuh cukup ramah, baik bagi pejalan kaki maupun kendaraan, dengan rambu-rambu petunjuk yang memandu kami menuju puncak.
Saat mendaki, kami disambut oleh suara-suara alam; kicauan burung, desiran angin, dan sesekali suara gemericik air terjun yang tersembunyi di balik rimbunnya hutan. Setiap langkah kami diiringi oleh pemandangan yang semakin memukau. Bukit Biru tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga pengalaman yang menyegarkan jiwa.
Di puncak, kami disuguhi panorama yang menakjubkan. Pandangan kami tak terhalang apapun, melihat ke segala arah hanya ada keindahan alam yang tiada tara. Dari sini, kami bisa melihat seluruh kota Tenggarong, dengan Sungai Mahakam yang berkelok-kelok seperti ular raksasa, membelah kota dan hutan yang hijau.
Pengelolaan Bukit Biru yang dilakukan secara mandiri oleh kelompok sadar wisata, warga desa, dan pemerintah desa, telah berhasil menciptakan destinasi yang tidak hanya indah, tetapi juga terjaga keasriannya². Fasilitas yang ada terus diperbaiki dan dikembangkan, termasuk akses jalan yang memudahkan para wisatawan untuk menikmati keindahan ini.
Ketika matahari mulai tenggelam, langit berubah menjadi kanvas yang dihiasi dengan gradasi warna oranye dan ungu. Kami duduk di atas rumput, menikmati keheningan yang hanya sesekali dipecah oleh suara alam. Di sini, di puncak Bukit Biru, kami menemukan kedamaian yang langka, sebuah pelarian dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.
Seiring dengan gelapnya malam, kami memutuskan untuk turun kembali ke bawah. Namun, kenangan akan keindahan dan ketenangan Bukit Biru akan selalu terpatri dalam ingatan kami. Bukit Biru bukan sekadar tempat, tetapi sebuah pengalaman yang mengajarkan kami untuk menghargai keindahan alam dan momen-momen tenang yang sering terlupakan. (adv)