BRAVO13.ID, Samarinda - Di tengah kesibukan pasar yang ramai, Kamaruddin, anggota Komisi II DPRD Samarinda, berdiri teguh di atas panggung kecil yang didirikan di sudut pasar. Ia memandang serius ke kerumunan yang berkumpul, wajah-wajah yang mencerminkan kekhawatiran akan masa depan yang tak pasti.

"Operasi Pasar Beras Murah yang dilaksanakan Dinas Perdagangan Samarinda ini memang langkah yang baik," ujarnya, suaranya menggema di antara deru kendaraan dan teriakan pedagang. "Namun, ini bukanlah solusi permanen. Kita harus melihat lebih dalam lagi."

Kamaruddin menekankan bahwa kenaikan harga beras—yang melonjak dari Rp12 ribu menjadi Rp18 ribu per kilogram—adalah beban yang tidak seharusnya ditanggung oleh masyarakat. Ia menggambarkan bagaimana kenaikan ini bukan hanya mempengaruhi beras, tetapi juga merembet ke sembako lainnya, menciptakan efek domino yang mengguncang kestabilan ekonomi lokal.

"Ini adalah tantangan nasional," lanjutnya, "bukan hanya masalah Samarinda. Kita memerlukan solusi konkret dari pemerintah."

Dengan semangat yang tak kunjung padam, ia mendorong pemerintah untuk memperkuat koordinasi dengan semua pihak terkait—distributor, petani, dan akademisi—untuk mencari solusi yang komprehensif. "Kita harus bekerjasama," tegasnya, "untuk mengatasi permasalahan ini. Jangan biarkan masyarakat terus menerus dibebani dengan harga yang tinggi."

Kamaruddin berharap, melalui kerjasama dan koordinasi yang lebih baik, akan ditemukan jalan keluar yang dapat menuntaskan akar permasalahan kenaikan harga pangan, sehingga masyarakat dapat bernapas lega, tanpa beban harga yang selalu meroket. (adv)