Bravo 13
Sani Bin Husain, Menggali Masalah Kemiskinan: Antara Harapan dan Realitas di SamarindaRealitas kemiskinan di Samarinda: Wakil Ketua DPRD menegaskan target nol persen miskin ekstrem tidak realistis, namun upaya pengurangan terus digalakkan.
Oleh Puji Tri9 months ago
Sani Bin Husain, Menggali Masalah Kemiskinan: Antara Harapan dan Realitas di Samarinda
Sani Bin Husain, menyoroti permasalahan kemiskinan yang masih menghantui (Istimewa)

BRAVO13.ID, Samarinda -Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda, Sani Bin Husain, menyoroti permasalahan kemiskinan yang masih menghantui meskipun Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan upaya mengejar zero persen miskin ekstrem pada akhir 2024.

Menurut Sani, kemiskinan tidak akan pernah lenyap sepenuhnya, namun ia memberikan apresiasi terhadap upaya maksimal yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Samarinda dalam mencapai target tersebut.

"Tidak ada jaminan, tapi saya melihat Pemkot sudah berusaha. Namun kan, Samarinda ini tidak hanya tergantung sendiri, jadi dia juga masih bergantung dengan provinsi dan nasional," ujar Sani dalam wawancara dengan korankaltim.com pada Selasa (6/2/2024).

Sani memandang bahwa kebijakan nasional yang menguntungkan, seperti penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan penciptaan lapangan kerja tanpa persyaratan yang sulit, dapat mengurangi kemiskinan ekstrem.

Namun, target zero persen miskin ekstrem hingga akhir tahun ini dianggap tidak memungkinkan mengingat kondisi kepemimpinan dan keuangan saat ini. Meskipun demikian, Sani tetap optimis bahwa upaya pengurangan kemiskinan ekstrem masih dapat dilakukan.

Menurut Sani, lapangan pekerjaan yang sulit merupakan penyebab utama kemiskinan ekstrem. Diskusi yang telah dilakukan oleh Komisi IV DPRD Samarinda dengan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos PM) Samarinda mengarah ke arah penurunan kemiskinan ekstrem, yang ia nilai sebagai langkah positif.

Namun, Sani menekankan pentingnya sinkronisasi data antara lapangan dan pusat untuk menghindari kesenjangan informasi terkait objek miskin ekstrem. Ia juga menyoroti individu yang berkontribusi pada kemiskinan melalui perilaku seperti malas bekerja, judi, mabuk-mabukan, dan penyalahgunaan narkotika.

"Saya tidak setuju kalau yang diberi makan adalah orang-orang seperti itu," tegasnya. Dengan demikian, perjuangan melawan kemiskinan tidak hanya melibatkan upaya struktural dari pemerintah, tetapi juga perlu keterlibatan individu untuk mengubah perilaku yang merugikan diri sendiri dan masyarakat secara luas. (adv)

Dapatkan informasi dan insight pilihan bravo13.id

Berita Terkait