BRAVO13.ID, Samarinda - Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu basis industri motor listrik dunia. Hal ini didukung oleh perkembangan pasar kendaraan roda dua ramah lingkungan di Tanah Air yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Salah satu indikatornya adalah prediksi dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) yang menyebutkan bahwa pada 2030, Indonesia akan menjadi pasar motor listrik terbesar ketiga di dunia, setelah China dan India.
Prediksi ini berdasarkan data yang dihimpun dari McKinsey, sebuah perusahaan konsultan bisnis global. Data tersebut menunjukkan bahwa permintaan motor listrik di Indonesia akan terus tumbuh seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya penghematan energi dan perlindungan lingkungan.
“Jadi menurut data dari McKinsey, pada 2030 nanti keadaannya kurang lebih sama (seperti pasar motor bensin). Pasar motor listrik terbesar masih akan di China, kemudian India kedua, dan Indonesia ketiga,” kata Sekertaris Aismoli Abdullah Alwi di Jakarta Pusat, Kamis (25/1/2024).
Abdul, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa Indonesia memiliki keunggulan dalam hal jumlah penduduk, luas wilayah, dan kebiasaan masyarakat yang menggunakan kendaraan roda dua sebagai alat transportasi utama.
“Indonesia itu pasar yang sangat potensial untuk motor listrik. Kita punya 270 juta penduduk, luas wilayah yang besar, dan masyarakat yang suka pakai motor. Ini peluang besar untuk kita mengembangkan industri motor listrik,” ujarnya.
Banyak Pilihan, Harga Terjangkau
Saat ini, ada banyak produsen yang menjajakan motor listrik di Indonesia dengan beragam model dan harga. Mulai dari yang berbentuk skuter, bebek, hingga sport. Ada yang dibuat oleh perusahaan lokal, ada juga yang impor dari luar negeri.
Salah satu produsen motor listrik yang cukup populer di Indonesia adalah Viar. Perusahaan ini sudah memproduksi berbagai jenis motor listrik sejak 2010. Salah satu produk andalannya adalah Viar Q1, sebuah motor listrik skuter yang memiliki fitur canggih seperti GPS, alarm, dan kunci pintar.
“Kami ingin memberikan pilihan kepada konsumen yang mencari motor listrik yang berkualitas, nyaman, dan aman. Viar Q1 ini sudah dilengkapi dengan teknologi terkini yang membuatnya mudah digunakan dan diawasi,” kata Marketing Manager Viar Indonesia, Rizky Pratama.
Selain Viar, ada juga produsen motor listrik lain yang sudah mulai merambah pasar Indonesia, seperti Gesits, Selis, ECGO, dan Bajaj. Bahkan, Honda sebagai pemain besar roda dua di Indonesia juga sudah mulai menjual motor listrik pertamanya di Tanah Air, yaitu Honda PCX Electric.
Harga motor listrik di Indonesia bervariasi, tergantung dari spesifikasi, fitur, dan mereknya. Namun, secara umum, harga motor listrik masih terjangkau, terutama dengan adanya insentif berupa subsidi Rp7 juta dari pemerintah untuk setiap pembelian motor listrik.
“Ini peluang industri, kalau kita baca data, Indonesia saat ini cukup banyak perusahaan-perusahaan yang mengembangkan motor listrik. Maka ini peluang untuk kita menjadi basis industri dan bisa melakukan ekspor,” kata Abdul.
Pemerintah Dukung Ekosistem Motor Listrik
Selain subsidi, pemerintah juga terus mempersiapkan ekosistem motor listrik untuk mempermudah penggunanya. Salah satunya adalah dengan membangun stasiun pengisian baterai umum (SPBU) untuk motor listrik di berbagai lokasi strategis.
Menurut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana, pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 2,1 triliun untuk membangun 2.000 SPBU motor listrik di seluruh Indonesia.
“Kami berharap dengan adanya SPBU motor listrik ini, masyarakat semakin tertarik untuk beralih ke motor listrik. Selain lebih hemat energi, motor listrik juga lebih ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan emisi gas buang,” kata Rida.
Pemerintah juga mendorong pengembangan industri komponen motor listrik di dalam negeri, agar ketergantungan terhadap impor bisa berkurang. Salah satu komponen yang menjadi prioritas adalah baterai, yang merupakan bagian vital dari motor listrik.
“Kami sedang menggodok regulasi yang akan memberikan insentif bagi industri komponen motor listrik, khususnya baterai. Kami ingin agar baterai motor listrik bisa diproduksi di dalam negeri dengan bahan baku lokal, seperti nikel dan kobalt,” kata Rida.
Optimis Capai Target 2 Juta Unit
Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaku industri, Abdul optimis bahwa target penjualan motor listrik di Indonesia bisa tercapai. Target tersebut adalah sebanyak 2 juta unit pada 2025, atau sekitar 10 persen dari total penjualan motor di Indonesia.
“Saya yakin target itu bisa dicapai, bahkan mungkin bisa lebih. Melihat tingginya antusiasme konsumen di Indonesia, dan penjualannya yang terus meningkat dari tahun ke tahun, saya rasa angkanya akan terus bertambah,” ujarnya.
Hingga akhir 2023, populasi motor listrik di Indonesia baru 75 ribu unit. Angka tersebut masih jauh dari penjualan motor bensin, yang mencapai 6,5 juta unit pada tahun yang sama. Namun, Abdul menegaskan bahwa jumlah motor listrik mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Per bulan ini, sudah ada 75 ribu unit lebih motor listrik yang beredar di Indonesia. Ini meningkat secara signifikan. Padahal, 2020 lalu, jumlahnya masih ratusan unit,” ungkapnya.
Terbaru, ada enam model motor listrik yang masuk dalam program subsidi Rp7 juta dari pemerintah. Sehingga saat ini total ada 56 model dari 19 produsen motor listrik yang tersedia di pasar Indonesia. Melihat hal tersebut, diyakini angka penjualan akan terus bertambah hingga akhir tahun.
“Kami berharap masyarakat semakin banyak yang beralih ke motor listrik, karena ini akan memberikan manfaat bagi diri sendiri, lingkungan, dan negara. Motor listrik adalah masa depan transportasi yang lebih baik,” pungkasnya. (*)